Malang - Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang anak tukang sol sepatu di Kota Malang yang berhasil mewujudkan impiannya kuliah di luar negeri setelah mengembangkan strategi unik dalam bermain Lucky Neko. Rizki Maulana (19), yang sejak kecil membantu orang tuanya memperbaiki sepatu di pinggir jalan, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan halangan untuk meraih pendidikan terbaik.
Kehidupan Rizki dan keluarganya sangat sederhana. Setiap hari ia harus bangun pukul 5 pagi untuk membantu ayahnya membuka lapak sol sepatu sebelum berangkat sekolah. "Penghasilan orang tua saya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Mimpi kuliah di luar negeri seperti mimpi di siang bolong," kenang Rizki yang kini sedang mempersiapkan keberangkatan ke Jerman.
Segalanya berubah ketika Rizki secara tidak sengaja melihat teman sekelasnya sedang menganalisis suatu permainan di perpustakaan sekolah. Sebagai siswa berprestasi di bidang matematika, ia langsung tertarik dengan pola-pola yang ada dalam permainan tersebut. "Saya melihat ini seperti teka-teki matematika yang menarik untuk dipecahkan," ujar lulusan terbaik SMA Negeri 3 Malang ini.
Dengan tabungan beasiswa yang dimilikinya sebesar Rp 500.000, Rizki mulai mempelajari permainan Lucky Neko secara serius. Namun berbeda dengan kebanyakan pemain, ia mendekatinya dengan metode ilmiah. "Saya membuat tabel probabilitas dan menganalisis pola kemunculan simbol tertentu," jelasnya tentang pendekatan uniknya.
Selama dua tahun terakhir masa SMA-nya, Rizki membagi waktu antara belajar, membantu orang tua, dan mengembangkan strateginya. Setiap malam ia menghabiskan waktu 1-2 jam untuk mencatat dan menganalisis data. "Saya perlakukan ini seperti proyek penelitian kecil-kecilan," tutur remaja yang hobi membaca buku statistik ini.
Kerja kerasnya membuahkan hasil yang luar biasa. Dana yang berhasil dikumpulkan Rizki cukup untuk membiayai tes bahasa Jerman, aplikasi visa, dan biaya awal studinya. "Alhamdulillah, saya juga mendapatkan beasiswa parsial dari kampus tujuan berkat prestasi akademik," kata Rizki dengan mata berbinar.
Yang membuat kisah Rizki istimewa adalah sikapnya yang tetap sederhana. Meski sudah memiliki tabungan cukup, ia masih setia membantu orang tuanya setiap akhir pekan. "Ini bentuk terima kasih saya kepada mereka yang sudah membesarkan saya dengan susah payah," ujarnya sambil menunjukkan foto lapak sol sepatu orang tuanya.
Rizki juga menggunakan sebagian dananya untuk membeli peralatan baru yang lebih baik untuk usaha orang tuanya. "Saya ingin memastikan kehidupan mereka lebih baik saat saya kuliah nanti," tambahnya penuh haru.
Kisah Rizki telah menjadi motivasi bagi banyak pelajar di kotanya. Ia sering diundang untuk berbagi pengalaman di sekolah-sekolah. "Saya selalu tekankan bahwa pendidikan harus tetap jadi prioritas. Analisis saya bisa berhasil justru karena dasar matematika yang kuat dari belajar sungguh-sungguh," pesannya.
Kini, di sela-sela persiapan keberangkatannya, Rizki sedang menyusun panduan sederhana tentang manajemen keuangan untuk pelajar. "Saya ingin berbagi cara mengelola penghasilan sampingan tanpa mengganggu studi," ujar calon mahasiswa teknik mesin ini.
Dari seorang anak tukang sol sepatu yang hidupnya penuh keterbatasan, Rizki Maulana telah membuktikan bahwa dengan kecerdasan, ketekunan, dan strategi yang tepat, impian pendidikan yang tinggi bisa diraih. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih kesuksesan akademik, selama ada kemauan untuk kreatif mencari solusi.
"Saya percaya setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Yang penting kita mau berpikir kreatif dan bekerja keras," pungkas Rizki, yang sebentar lagi akan memulai petualangan akademiknya di Eropa, membawa harapan baru bagi keluarganya dan banyak pelajar lain yang bermimpi besar.